Halloween party ideas 2015





Keengganan SBY menaikkan harga BBM saat ini dianggap sangat wajar. Jika sampai berani menaikan BBM, citra SBY akan makin rusak. Dia akan turun dengan penuh cacian.



"SBY tentu tidak ingin su'ul khatimah (buruk di akhir)," ucap pengamat politik dari Universitas Parahyangan Bandung, Prof Asep Warlan Yusuf, Kamis malam (28/8).



Asep juga paham mengapa Jokowi begitu ngotot ingin BBM dinaikkan sekarang. Dengan kondisi fiskal dan cadangan BBM bersubsidi yang tinggal sedikit lagi, mau tidak mau tahun ini harus ada penyesuaian. Jika kenaikan itu dilakukan pada era pemerintahan dirinya, maka Jokowi akan menghadapi gelombang penolakan besar. Bulan madunya dengan rakyat akan berlangsung singkat. Tingkat ketidakpuasan pada dirinya bisa langsung tinggi. Makanya, Jokowi mencoba menggunakan politik nabok nyilih tangan dengan meminta SBY yang menaikkan harga BBM.



"Kalau SBY yang menaikkan, maka SBY-lah yang akan dicaci. Sedang Jokowi akan terima nikmatnya nanti. Dia justru akan makin popular dengan bisa menyalurkan uang hasil kenaikan BBM untuk program kerakyatannya," jelas Asep.



Kata Asep, SBY adalah orang pintar. Dia tidak akan mungkin mau kena getahnya, sedangkan yang menikmati citra dan kepopularan orang lain. Makanya, SBY dengan tegas menolak keinginan Jokowi.



"Dalam bahasa obrolannya, SBY mungkin bilang, 'Anda dong yang menaikan BBM-nya. Biar nanti rakyat menjerit ke Anda, seperti yang saya alami dulu. Biar seri kita'," ucap Asep.





















































Sumber: jpnn





from Suaranews http://ift.tt/1qmgbV9

via Berita Indonesia, SuaraNews, semua artikel resmi dari suaranews, silahkan kunjungi website suaranews untuk mendapatkan informasi dan berita yang lebih lengkap. nikmati terus informasi terbaru dan berita aktual lainnya juga. selamat beraktivitas

Post a Comment

This blog needed you to understand the word spam - never spam on this blog, although i will not moderate all of it, but you will learn it yourself, educate yourself

Powered by Blogger.