Halloween party ideas 2015





Wanita itu menyadari bahwa suaminya akan wafat, tak lama lagi. Butir-butir air mata mulai membasahi pipinya.



“Mengapa engkau menangis?” tanya lelaki itu, yang tak lain adalah Abu Dzar Al Ghifari radhiyallahu ‘anhu.



“Bagaimana mungkin aku tidak menangis, sementara engkau akan wafat dan aku tidak punya kain untuk dijadikan kafan…” jawabnya sesenggukan.



“Jangan menangis, bergembiralah. Sebab saya mendengar Rasulullah bersabda, ‘Akan wafat seorang laki-laki diantara kalian di tanah gersang, disaksikan sekelompok orang beriman.’ Para sahabat yang mendengar hadits ini, semuanya telah meninggal di kota, di kampung, atau di tempat lain. Tinggallah aku yang kini akan meninggal di tanah gersang ini.”



Abu Dzar sengaja mengasingkan diri di tanah gersang perbatasan Madinah dan Rabdzah. Sebab, sahabat yang zuhud ini tak mau terkena fitnah dunia. Umat Islam saat itu telah mencapai kemenangan dan perluasan wilayah. Ia melihat banyak orang hidup mewah dan meninggalkan kesederhanaan. Ia telah berdakwah dan mengajak khalifah untuk menggerakkan umat Islam kembali hidup sederhana seperti pada zaman Nabi, namun dakwahnya yang ‘tegas’ dipandang sahabat lain tidak tepat dengan kondisi masyarakat. Akhirnya ia pun mengasingkan diri, demi persatuan umat Islam.



Beberapa saat kemudian sang istri keluar dari gubuk mereka dan melihat ke kanan dan ke kiri. Dan dengan izin Allah, rupanya ada rombongan musafir yang melintasi tempat itu.



“Tolong, lelaki muslim meninggal, kafanilah dia.”

“Siapa laki-laki ini?” tanya para musafir.

“Abu Dzar Al Ghifari.”

“Sahabat Rasulullah?”

“Iya..”



Dengan penuh haru mereka pun mendatangi Abu Dzar Al Ghifari. Salah seorang pemuda kebetulan membawa kain pemberian ibunya. Kain itulah yang dipakai untuk mengkafani Abu Dzar Al Ghifari.



Bukan hanya Abu Dzar Al Ghifari yang kesulitan mendapatkan kain kafan saat wafat. Mush’ab bin Umair pun mengalami hal yang sama. Saat ia syahid pada perang uhud, hanya ada sebuah kain pendek sebagai kafannya. Ketika ditutupkan ke kepalanya, kakinya kelihatan. Ketika ditutupkan ke kakinya, kepalanya kelihatan. Dengan penuh haru Rasulullah memutuskan, “tutupkan ke kepalanya.” Rasulullah tak mampu menahan air matanya. Dan para sahabat… tangis mereka juga pecah menyaksikan pemakaman pemuda yang rela meninggalkan kekayaannya demi Islam itu.



Tentu ada sahabat lain yang seperti mereka. Yang hidup sederhana, bahkan secara materi kekurangan. Namun mereka adalah sosok-sosok mulia yang banyak berjasa bagi Islam sekaligus begitu dekat dengan Allah Azza wa Jalla. Sahabat-sahabat yang kaya seperti Utsman bin Affan iri kepada mereka. Karenanya menjelang akhir hayatnya Utsman banyak menangis. “Mush’ab bin Umair lebih baik dari kita, tetapi ia hanya dikafani dengan kain yang tak cukup menutup seluruh tubuhnya. Sementara kita… dunia dihamparkan kepada kita…” [Muchlisin BK]



from Muslimina http://ift.tt/1vo0wbc

via berita indonesai berikut ini adalah tag untuk berita hari ini yang sedang anda baca - Muslimina - yang terpampang di situs blogspot milik kita bersama ini, dukung terus perkembangan blog dengan menjadi bagian dari anggota, segeralah bergabung dan follow G+ untuk mendapatkan berita terbaru dan berita yang lebih heboh lainnya di blogspot milik kita bersama ini, terima kasih, semoga artikel ini bisa membantu - Tags - berita indonesia terbaru , indonesia hari ini, informasi berita koran indonesia, edisi majalah indonesia, indonesia dalam berita , indonesia dalam angka, liputan berita terkini, berita harian indonesia, berita politik dan informasi indonesia, indonesia tahun ini, indonesia bulan ini, indonesia dalam minggu ini, sekilas tentang indonesia, update harian indonesia, indonesia dalam blogspot, indonesia dalam data, data indonesia dalam internet, internet dan berita , baca berita hari ini, edisi terbaru blogspot indonesia, indonesia dan isinya, topik indonesia hari ini, mulai hari ini dengan berita, berita pagi indonesia Selamat Beraktivitas , luangan waktu untuk share dan berkomentar.

Post a Comment

This blog needed you to understand the word spam - never spam on this blog, although i will not moderate all of it, but you will learn it yourself, educate yourself

Powered by Blogger.