Halloween party ideas 2015


Anggota Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah Mustofa B Nahrawardaya mengecam tindakan Densus 88 yang melakukan penangkapan terhadap pengasuh pondok pesantren Tahfidzul Qur’an (penghafal Al-Qur’an) secara brutal.

Aksi aparat tersebut kian menambah deretan panjangan perlakuan zalim terhadap umat Islam. Belum lama media Islam diblokir secara brutal, kini Densus 88 melakukan tindakan keji, memperlakukan ulama seperti hewan.

“Belum juga sembuh rasa sakit kelompok Islam atas perlakuan brutal BNPT dan Kominfo yang memblokir Media Islam tanpa kompromi dan tanpa aturan, kini giliran Densus melakukan tindakan keji. Memperlakukan ulama yang belum jelas duduk persoalannya bagaikan hewan,” kata Mustofa melalui rilis yang diterima Panjimas.com, Sabtu (25/4/2015).

Menurut Mustofa, aparat melakukan penyergapan terhadap tokoh pesantren dengan dasar dugaan, tanpa pertimbangan.

“Hanya berdasar dugaan, lalu menindak ulama tanpa pertimbangan. Jika cara seperti ini tidak bisa dikurangi, maka wacana pemberantasan terorisme jelas percuma. Bukannya teroris berkurang, tapi justru akan menambah jumlah,” ungkapnya.

Mustofa mengungkapkan, Ustadz Basri ditangkap karena diduga memiliki bendera mirip ISIS. Hal ini menjadi kesan ada phobia hal-hal yang berbau Arab.

“Ustadz Basri yang diduga punya bendera “mirip” bendera ISIS, kini hilang. Ada kesan, dalam beberapa tahun terakhir muncul phobia pemerintah terhadap hal-hal berbau Arab. Terbukti, tindakan-tindakan liar terhadap apapun yang berbau Arab, selama ini dilakukan dengan perencanaan dan kesengajaan,” ungkapnya.

Di sisi lain, penzaliman terhadap ulama serta simbol-simbol Islam seperti Al-Qur’an dijadikan barang bukti terorisme kerap terjadi.

“Penyitaan Al-Qur’an dan Buku Tafsir Qur’an serta buku Agama Islam dengan alibi barang bukti terorisme, bukan lagi hal tabu. Pendzaliman terhadap ulama dan pesantren juga sudah biasa,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, penangkapan oleh Densus 88 terhadap Tokoh Pesantren kembali berlangsung dengan cara brutal dan sadis terhadap Ulama pengasuh Pondok Pesantren. Peristiwa ini terjadi di Makassar, Jumat (24/4).

Mustofa mengungkap kronologis penangkapan pengasuh pondok pesantren Tahfizdul Qur’an (penghafal Al-Qur’an), sebagaimana yang beredar di media menurut penuturan para saksi.

Tak peduli dengan anak ustadz Basri yang masih balita, Densus 88 menabrak motor yang dikendarai Ustadz Basri hingga terjatuh, lalu disergap seperti hewan. [AW]

from Muslimina http://ift.tt/1I80CdE
via berita indonesai berikut ini adalah tag untuk berita hari ini yang sedang anda baca - Muslimina - yang terpampang di situs blogspot milik kita bersama ini, dukung terus perkembangan blog dengan menjadi bagian dari anggota, segeralah bergabung dan follow G+ untuk mendapatkan berita terbaru dan berita yang lebih heboh lainnya di blogspot milik kita bersama ini, terima kasih, semoga artikel ini bisa membantu - Tags - berita indonesia terbaru , indonesia hari ini, informasi berita koran indonesia, edisi majalah indonesia, indonesia dalam berita , indonesia dalam angka, liputan berita terkini, berita harian indonesia, berita politik dan informasi indonesia, indonesia tahun ini, indonesia bulan ini, indonesia dalam minggu ini, sekilas tentang indonesia, update harian indonesia, indonesia dalam blogspot, indonesia dalam data, data indonesia dalam internet, internet dan berita , baca berita hari ini, edisi terbaru blogspot indonesia, indonesia dan isinya, topik indonesia hari ini, mulai hari ini dengan berita, berita pagi indonesia Selamat Beraktivitas , luangan waktu untuk share dan berkomentar.

Post a Comment

This blog needed you to understand the word spam - never spam on this blog, although i will not moderate all of it, but you will learn it yourself, educate yourself

Powered by Blogger.