Halloween party ideas 2015


Rakyat.win ~ Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat blusukan di Jalan Al Muhajirin, Cipinang, Jakarta Timur,  Rabu (16/11/2016) sore.

Dalam kampanye itu, Djarot  disambut warga sekitar.

Saat berbincang dengan warga RW 04, Djarot nyeletuk.

“Tumben, kok nggak ada yang demo?” kata Djarot disertai tawa khasnya.

Sejumlah ibu rumah tangga dan pendukungnya tertawa menanggapi candaan Djarot.

Selanjutnya, sepanjang perjalanan sejauh kurang lebih sekitar setengah kilometer, Djarot masih menyapa masyarakat.

Djarot bahkan meladeni permintaan seorang perempuan hamil, yang ingin perutnya diusap dan didoakan agar anaknya kelak berbuat banyak kebaikan.

"Nanti jangan lupa, pilih yang ada kumisnya," kata Djarot disambut teriakan salam dua jari dari pendukungnya.

Tetapi, situasi menjadi  berbeda ketika rombongan kampanye tiba di depan Pos RW06.

Di dekat pos RW itu, terpampang spanduk besar menolak kedatangan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

Masih dengan alasan sama, pemasang spanduk tidak rela kampungnya didatangi pasangan yang menurut mereka sebagai penista agama.

Satgas PDI Perjuangan yang berjumlah ratusan orang segera berlari mendekat ke spanduk itu.
Spanduk itu kemudian dicopot dan dibawa oleh tiga orang anggota Satpol PP.

Di saat bersamaan, tanpa alasan jelas, ada beberapa pendukung Djarot mencoba memukul seorang anggota Panwascam Pulogadung.

Panwascam dianggap tidak tegas karena membiarkan spanduk itu terpasang pada saat kedatangan Djarot.

Namun, beberapa relawan lain melerai.

Tak berselang lama, dari arah kejauhan puluhan orang berlarian mendekat ke arah rombongan massa pendukung Djarot.

Memang, jumlah massa pendukung Ahok-Djarot hari ini datang dalam jumlah cukup banyak.

Kata Boy Surentu, Ketua PAC PDI Perjuangan Duren Sawit, ada ratusan kader dan simpatisan partai yang datang.

Kedatangan ratusan orang itu, selain untuk mendukung Ahok-Djarot juga sebagai upaya pengamanan kepada Djarot.

“Ada ratusan orang dari seluruh pengurus anak cabang di Jakarta Timur. Kami mengawal Pak Djarot,” kata Boy kepada Warta Kota.

Hampir saja perkelahian dua kubu terjadi jika aparat kepolisian terlambat melakukan antisipasi, barang sebentar waktu.

Massa demonstran yang awalnya hanya tampak puluhan, mendadak bertambah banyak dan mendekat ke arah massa pendukung Djarot.

Mereka saling berhadapan, hanya terpisah sedikit barisan polisi.

Dua kelompok massa saling adu suara.

Massa penolak meminta agar Djarot segera pergi.

Sementara, massa pendukung bilang kegiatan Djarot di sana dilindungi Undang-undang.
Adu argumen terjadi.

Massa penolak berkumandang takbir dan shalawat.

Dibalas nyanyian Garuda Pancasila oleh pendukung Djarot dengan suara tak kalah lantang.

Beberapa oknum di kedua pihak nyaris beradu jotos.

Tetapi, pimpinan masing-masing pihak berupaya mencegah agar tidak terprovokasi.

Polisi juga, saat itu, sedang mencari cara agar bentrokan tidak terjadi, mengingat situasi di kedua kubu makin memanas.

Djarot, di tengah-tengah pendukungny lalu berbicara dengan pengeras suara.

“Kita dihadang. Kalian tidak boleh terprovokasi. Basuki dan Djarot tetap senyum dan senang kok. Demi kebaikan, jangan berteriak-teriak. Selesaikan ini dengan cara baik. Biarkan Pak Polisi
berunding dengan mereka,” teriak Djarot.

Selama hampir satu jam kedua kubu berhadapan.

Namun, suasananya sudah lebih tenang.

Mereka masih menunggu keputusan negosiasi antar-pimpinan mereka.

Aksi itu membuat masyarakat setempat was-was, khususnya para perempuan.

Meski demikian, warga menonton ketegangan dua kubu itu dari jarak cukup dekat.

Seorang warga, Anisa (24), geleng-geleng kepala saat dua kelompok saling bersahutan bertakbir, saat saling menunggu komando dari pimpinan masing-masing yang masih dimediasi oleh polisi.

Takbir lebih dulu diteriakkan kubu penolak, namun kubu pembela Djarot membalasnya dengan takbir pula, seolah ingin mengatakan bahwa mereka juga umat muslim.

Usai saling berbalas takbir, suasana tenang kembali.

Massa pendukung Djarot memilih duduk sambil tetap bersiaga.

Sementara massa penolak demonstran sudah tak berapi-api lagi seperti sebelumnya.

“Sedih saya melihat begini. Sesama muslim jadi saling bertengkar. Harusnya bisa saling menghargai. Mungkin ke-Islaman saya belum benar betul, tapi sumpah saya sedih melihat seperti ini. Seperti ada yang mengadu-domba,” kata Anis kepada Warta Kota.

Sekitar pukl 17.30 WIB, kedua kelompok bubar setelah terjalin kesepakatan.

Kapolres Jakarta Timur, Kombes Agung Budijono mengatakan, pihaknya telah melakukan pendekatan kepada kedua pihak dan berupaya sebisa mungkin tidak terjadi gesekan antar kedua massa itu.

“Dari hasil mediasi, keduanya sepakat bubar secara bersama-sama sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.

Agung mengatakan, dalam kesempatan itu pihaknya menerjunkan 120 anggota gabungan dari Polres Jakarta Timur dan empat polsek di tingkat kecamatan.

“Pengamanan ketat kami lakukan untuk mengantisipasi aksi demonstrasi. Dan ternyata memang benar terjadi,” katanya.

Sementara itu, Anis bercerita kepada Warta Kota bahwa aksi penolakan kedatangan Djarot sudah dikonsolidasikan sejak Selasa malam.

Anis mengakui, sebagian massa penolak kedatangan Ahok itu merupakan warga kampung tersebut.
“Rapatnya semalem, mulai sekitar jam 22.00. Dibahas bersama-sama ketua RW juga soal rencana sebagian warga sini yang tidak suka Pak Djarot datang,” katanya.

Selain adanya spanduk penolakan dari demonstran, di sepanjang jalan perkampungan tampak spanduk-spanduk dukungan terhadap pasangan Agus Harimurti-Sylviana Murni.

Anis bilang, baik spanduk penolakan maupun spanduk dukungan kepada Agus-Sylvi itu dipasang Rabu dini hari sekitar pukul 01.00 atau setelah kegiatan rapat selesai dilakukan.

Sumber: Tribunnews.com

Harian rakyat dan berita untuk rakyat dan kalayak umum, karena rakyat harus mengetahui segala sesuatu yang terjadi dengan tepat akurat, cepat dan terpercaya, Pastikan anda melakukan share dan berkomentar dari tayangan Massa Penolak dan Pendukung Djarot Nyaris Bentrok di Cipinang Rakyat.win http://www.rakyat.win/2016/11/massa-penolak-dan-pendukung-djarot.html

Post a Comment

This blog needed you to understand the word spam - never spam on this blog, although i will not moderate all of it, but you will learn it yourself, educate yourself

Powered by Blogger.