Halloween party ideas 2015

Pentinya Konsep Dasar Dalam Belajar - Materi Pendidikan - Artikel Pendidikan


SOAL DASAR MATEMATIKA yang sempat ribut dengan tema 6 X 4 dan 4 X 6 apakah memang keduanya mempunyai arti yang sama, atau secara matematika dapat dibuktikan kesamaannya, marilah kita simak dengan artikel tentang dasar matematika ini, jangan sampai anda sudah lulus kuliah dan ternyata melupakan hal yang begitu dasar, begitulah seperti yang telah ramai dibicarakan di media sosial pada september 2014 ini, berita ini tentunya membuat kita akan lebih dini mengajarkan kembali apa yang sudah diperoleh di sekolah, karena belum cross check juga diperlukan agar anak anak anda atau saudara anda memang mendapatkan apa yang benar, dan tidak salah konsep dasar tentang matematika ini, hal ini tentunya juga berlaku juga bagi segala pelajaran lainnya, diharapkan orang tua atau saudara juga tetap mengontrol pendidikan saudaranya,  selamat membaca artikel atau berita fenomenal yang sangat menjadi trend topic kali ini..



dimulai dari masalah dasar tentang kakak siswa yang memprotes gurunya mengenai adiknya yang mendapatkan nilai 20 didalam pekerjaan rumahnya yang dibantu oleh sang kakak dalam menyelesaikannya.



kemudian berlanjut mengenai tentang pendapat professor lapan mengenai perbedaan itu ( DIKUTIP DARI KOMPAS.com )


KOMPAS.com — Perkara 4 x 6 dan 6 x 4 menarik minat fisikawan Yohanes Surya untuk berkomentar. Dalam posting di laman resmi Facebook-nya, Selasa (23/9/2014), pria yang menulis buku Matematika Gasing serta Fisika Gasing (Gampang, Asyik, Menyenangkan) itu memberi penjelasan sederhana.



Lewat penjelasan itu, Yohanes mengajak untuk latihan mengekspresikan sebuah perhitungan dalam bahasa matematika. Ia memberi satu contoh: ada dua kotak yang masing-masing berisi 4 jeruk. 

Bila soal jeruk itu dibahasakan dalam operasi penjumlahan matematika, maka akan menjadi 4 + 4. Sementara itu, bila diekspresikan dalam perkalian, akan menjadi 2 x 4 (dua kotak berisi 4 jeruk).

Maka dari itu, menganut prinsip bahwa perkalian adalah penjumlahan berulang, 4 + 4 = 2 x 4, bukan 4 x 2. Ini adalah sebuah kesepakatan dalam matematika. Persoalannya bukan benar atau salah, melainkan mana yang disepakati. 

Dengan kesepakatan tersebut, maka 6 x 4 bila diekspresikan dalam penjumlahan adalah 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4. Sementara itu, 4 x 6 akan menjadi 6 + 6 + 6 + 6. 

"Ketika menghitung 6 x 4, kita membayangkan menghitung jumlah jeruk dalam 6 kotak berisi masing-masing 4 jeruk. Jadi, 6 x 4 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4. Ketika menghitung 4 x 6, kita membayangkan menghitung jumlah jeruk dalam 4 kotak berisi masing-masing 6 jeruk. Jadi, 4 x 6 = 6 + 6 + 6 + 6," ujar Yohanes.

Diberitakan sebelumnya, perdebatan 4 x 6 atau 6 x 4 berawal dari kasus tugas seorang murid sekolah dasar kelas II bernama Habibi. Salah satu soal dalam tugas itu adalah 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = ... Habibi yang dibantu kakaknya menjawab 4 x 6. Namun, jawaban itu disalahkan oleh gurunya. Sang kakak, Muhammad Erfas Maulana, mempertanyakan hal itu dan mem-posting di laman Facebook-nya. Kasus ini pun ramai dibicarakan di media sosial.

Dikutip lagi dari KOMPAS.com - yang menyakan bahwa ternyata di tiap tiap negara mempunyai aturan tersendiri mengenai tentang konsep dasar matematika ini... lalu bagaimana sebenernya yang terjadi.. baca artikel ini


KOMPAS.com — Setiap negara ternyata punya cara berbeda dalam mengekspresikan perkalian dalam bahasa matematika. Hal tersebut bisa berujung debat seperti kasus 4 x 6 dan 6 x 4 yang terjadi di Indonesia.


Dalam perkalian, dikenal istilah bilangan pengali dan bilangan yang dikali. Keduanya dipisahkan oleh tanda "x" dalam operasi perkalian. 

Masalah serupa pada 6 x 4 dan 4 x 6 bisa terjadi karena setiap negara ternyata memiliki aturan berbeda dalam menempatkan pengali dan bilangan yang dikali. Ada negara yang menaruh pengali di depan. Sebaliknya, ada  juga yang menaruh di belakang.

Yohanes Nugroho, master dari jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung dan seorang developer, menjelaskan dalamposting-nya di Facebook, Senin (22/9/2014).

Di Indonesia, Thailand, dan Singapura, urutan penempatan bilangan dalam operasi perkalian adalah "pengali x bilangan yang dikali". Sementara itu, di Jepang serta Kanada, misalnya, urutannya adalah "bilangan x pengali".

Di Amerika, ternyata satu guru dan guru lain bisa berbeda. "Lucu juga karena yang sama-sama pakai bahasa Inggris, tetapi beda urutannya," kata Yohanes.

Untuk menggambarkan perbedaan itu, kita bisa memakai sebuah soal sederhana. Ada 5 piring, masing-masing berisi tiga apel. Berapa total apel yang ada? Dalam pertanyaan ini, pengali adalah jumlah piring, dan bilangan yang dikali adalah jumlah apel per piring.

Dalam bahasa matematika, dengan urutan "pengali x bilangan yang dikali", jawaban dari soal itu menjadi "3 x 5". Jika dengan urutan sebaliknya, maka jawabannya adalah "5 x 3".

Becermin dari hal ini, sebenarnya "6 x 4" dengan "4 x 6" dalam kasus Indonesia bisa sama saja. Namun, menurut kesepakatan di Indonesia, ekspresi 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 yang benar adalah 6 x 4. 





Agar anda lebih jelas mengenai perdebatan ini alangkah baiknya anda memahami juga mana yang benar dengan membaca dan melihat video iniKOMPAS.com — Masih penasaran dengan soal 4 x 6 atau 6 x 4? Untuk para orang tua, kakak, dan tak ketinggalan guru Matematika, ada video YouTube yang layak dilihat agar paham tentang masalah Matematika yang kini tengah jadi perdebatan seru itu.


Pemahaman tentang perkalian yang diberikan dalam video tersebut sedikit berbeda dengan yang ada dalam buku teks Matematika kelas II SD. Hal itu terlihat, misalnya, dalam buku sekolah elektronik karangan Mas Titin Sumarmi dan Siti Kamsiyatiyang bisa diunduh lewat situs Kemendikbud.

Contoh persoalan yang dikemukakan dalam buku tersebut ialah, ada tiga sangkar yang masing-masing berisi dua burung. Untuk mengetahui jumlah total burung, dalam Matematika dapat dinyatakan 2 + 2 + 2 atau 3 kali penjumlahan 2, alias 3 x 2. 

Itu satu-satunya pemahaman yang disampaikan dalam buku itu. Sesudahnya, anak dihadapkan pada soal.

Video YouTube yang diunggah oleh Khan Academy, sebuah lembaga nirlaba yang berupaya mengembangkan pemahaman Matematika dan Sains, menjelaskan secara berbeda. Khan Academy dikelola oleh sejumlah pakar Matematika dan Fisika.

Dalam video YouTube itu diterangkan secara lengkap tentang cara memahami sebuah operasi perkalian.

Diberikan contoh, perkalian 2 x 3. Perkalian itu bisa dilihat sebagai 3 kali penjumlahan 2, atau 2 + 2 + 2. Namun, perkalian juga bisa dianggap sebagai 2 kali penjumlahan 3, atau 3 + 3. Keduanya sama saja.

Video itu juga memberi pemahaman lewat contoh lain. Ada 12 lemon yang terbagi dalam 4 baris dan 3 kolom yang harus dijumlahkan.

Untuk menghitung lewat operasi perkalian, siapa pun bisa memilih menurut hasil penalarannya. Setiap orang bisa menghitung dengan menalar bahwa ada 3 jeruk pada setiap baris dan ada 4 kolom. Maka, dalam bahasa Matematika bisa dinyatakan 3 + 3 + 3 + 3, yaitu 4 kali penjumlahan 3, alias 4 x 3.

Namun, orang juga bisa menalar bahwa ada 4 jeruk dalam 1 kolom dan ada 3 baris. Dengan bahasa Matematika, dinyatakan 4 + 4 + 4 alias 3 kali penjumlahan 4, atau 3 x 4. Simak video lebih lengkapnya berikut ini.





dan juga perhatikan dari BSE - yang ada di buku TITIN SUMARMI untuk kelas 2 - ( dapat dibaca di blog ini , dengan mencari label bse, dan memilih kelas 2

Post a Comment

This blog needed you to understand the word spam - never spam on this blog, although i will not moderate all of it, but you will learn it yourself, educate yourself

Powered by Blogger.