Halloween party ideas 2015





Seorang siswi salah satu SMA swasta di Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, dikeroyok gara-gara status di media sosial Facebook.



Indah Nur Savitri (16), siswi yang dikeroyok tersebut saat ditemui di Negara, Sabtu (30/8), mengakui bahwa penganiayaan terhadap dirinya berawal pesan dari kepala sekolah, kepada siswi berinisial S, yang dilarang masuk sekolah sebelum orang tuanya datang menghadap.



"Sebenarnya yang dititipi pesan pak kepala sekolah itu teman saya, tapi dia meminjam handphone saya untuk mengirim pesan pendek kepada siswi tersebut," katanya.



Dari situ, S tidak terima dengan melontarkan kata-kata kasar, baik lewat pesan pendek maupun status di Facebook.



Perang kata-kata antara dua siswi ini terus terjadi, yang menurut Indah, saat pelajaran olahraga Kamis (28/8), S sempat menantangnya berkelahi dan menendang perutnya.



"Saat pulang sekolah pada hari itu, saya sempat dicegat, dan terpaksa meladeni ia berkelahi karena sudah tidak kuat dihina terus. Tapi kami dipisahkan oleh teman-teman lain," ujar siswi yang tinggal di Dusun Terusan, Kelurahan Loloan Barat itu.



Permusuhan dua siswi yang sama-sama duduk di kelas III kembali berlanjut dengan tantangan S yang mengajaknya duel pada hari Jumat (29/8).



Tantangan ini diladeni Indah, dengan janjian mereka akan bertemu di bendungan atau dam di Desa Baluk seusai jam sekolah.



"Saya datang ke sana bersama tiga orang teman dengan satu di antaranya murid cowok, sementara ia mengajak pacarnya. Kami sempat berkelahi, dengan dia duluan menjambak rambut saya," katanya.



Perkelahian dua pelajar perempuan itu sempat terjadi beberapa menit, sebelum AP (19), pacar S, ikut campur saat melihat kekasihnya tersebut terpojok.



Menurut Indah, pemuda tersebut memukulinya pada bagian wajah dan leher sebanyak lima kali, sementara teman-temannya yang lain tidak berani melawannya.



Pulang sekolah, Syarif Rahman dan Sri Wahyuni, yang melihat muka anaknya bengkak bekas dipukuli, tidak terima dan melaporkan kasus ini ke Polsek Negara.



"Sebenarnya saya sempat mencari pemuda yang memukuli anak saya ke rumahnya, tapi ia malah menantang untuk melaporkan kasus ini ke polisi. Karena maunya seperti itu, kami turuti saja," kata Syarif.



Ia berharap polisi menuntaskan kasus ini, dan menjerat pelaku dengan Undang-undang yang mengatur tentang perlindungan anak.



"Kami orang tidak tahu hukum, tapi dari mendengar dan melihat di televisi, katanya kalau korbannya anak-anak, ada undang-undang yang melindunginya. Saya juga sudah bertanya kepada keluarga, katanya anak saya masuk dalam perlindungan undang-undang tersebut, karena umurnya baru 16 tahun, sementara pelaku sudah 19 tahun," kata Wahyuni.



Kepala Polsek Negara, Komisaris M Didik Wiratmoko yang dikonfirmasi lewat pesan pendek, belum memberikan jawaban hingga berita ini disiarkan.























































Sumber: beritasatu





from Suaranews http://ift.tt/1vyZ2vP

via Berita Indonesia, SuaraNews, semua artikel resmi dari suaranews, silahkan kunjungi website suaranews untuk mendapatkan informasi dan berita yang lebih lengkap. nikmati terus informasi terbaru dan berita aktual lainnya juga. selamat beraktivitas

Post a Comment

This blog needed you to understand the word spam - never spam on this blog, although i will not moderate all of it, but you will learn it yourself, educate yourself

Powered by Blogger.