Islamic State of Iraq and Syria (ISIS, Negara Islam Irak dan Suriah) menjadi bahasan hangat dalam beberapa bulan belakangan. Seiring ramainya pemberitaan seputar aksi teror kelompok radikal tersebut, muncul keberatan terkait penggunaan akronim ISIS yang marak digunakan oleh media massa.
Salah satu keberatan bisa dilihat pada laman petisi yang dibuat oleh Isis Martinez. Perempuan asal Miami, AS, ini meminta media massa tidak menggunakan akronim ISIS. Ia mengaku canggung saat memperkenalkan namanya dan sedih saat melihat reaksi orang di sekitarnya yang langsung teringat pada kekejaman organisasi jihadis di belahan dunia berbeda.
Perempuan yang bekerja dalam usaha pengobatan alternatif itu menegaskan tidak akan berganti nama -- yang juga dimiliki oleh ribuan perempuan lain di AS.
Di laman Change.org, hadir petisi lain dari akun Jil Love, yang meminta hal serupa pada media Huffington Post. Akronim itu dinilai identik dengan dewi Isis, yang dalam kepercayaan Mesir Kuno (meluas hingga Romawi-Yunani), dipercaya sebagai sosok ibu dan istri yang ideal, pelindung alam dan sihir. Penggunaan akronim yang keliru dianggap bisa membawa potensi kerugian bagi orang tidak bersalah dari agama/kepercayaan yang sama sekali tidak berhubungan.
Kedua petisi itu menyarankan penggunaan akronim Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL). Adapun dokumen-dokumen PBB juga telah menggunakan akronim ISIL. Di Indonesia organisasi itu kerap disebut Islamic State (IS), dan telah resmi dilarang oleh pemerintah.
Sumber: beritagar
from Suaranews http://ift.tt/1pCYSS1
via Berita Indonesia, SuaraNews, semua artikel resmi dari suaranews, silahkan kunjungi website suaranews untuk mendapatkan informasi dan berita yang lebih lengkap. nikmati terus informasi terbaru dan berita aktual lainnya juga. selamat beraktivitas
Post a Comment
This blog needed you to understand the word spam - never spam on this blog, although i will not moderate all of it, but you will learn it yourself, educate yourself