JAKARTA - Kinerja para menteri Kabinet Kerja yang dinakhodai Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) belakangan menjadi sorotan tajam. Sejumlah menteri dianggap tidak perform alias tidak maksimal kinerjanya sehingga perlu diganti atau di-reshuffle.
Menteri Jokowi yang dianggap perlu diganti di antaranya Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup yang nyaris tidak terdengar kiprahnya Siti Nurbaya Bakar, dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Tedjo Edhy Purdijatno.
Pengamat Politik Centre for Strategic of International Studies (CSIS), Arya Fernandes, menyangsikan jika Jokowi bakal berani me-reshuffle menterinya di tengah banyaknya persoalan yang dihadapi negara, seperti konflik institusi Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Apalagi, kata Arya, jika menteri yang dimaksud adalah Tedjo. Menteri Tedjo memang sempat menuai kecaman publik gara-gara menyebut massa pendukung KPK sebagai rakyat tidak jelas.
"Secara politik, kecil kemungkinan Jokowi akan me-reshuffle Tedjo karena akan mengganggu hubungannya dengan Partai NasDem. Apalagi sekarang di internal PDIP mulai ada suara yang kritis terhadap Jokowi," ujar Arya saat berbincang dengan Okezone, di Jakarta, Rabu (28/1/2015).
Diakui Arya, blunder yang dilakukan Menteri Tedjo tentu berdampak negatif bagi citra yang bersangkutan di mata publik. Pernyataan kontroversial Tedjo setidaknya bisa menjadi penilaian khusus masyarakat akan kualitas dan kapasitas para 'pembantu' Jokowi di lingkar kekuasaan.
"Memang blunder yang dilakukan Tedjo menganggu persepsi publik terhadap kinerja pemerintah, namun saya lihat kalau Jokowi mau melakukan reshuffle sebaiknya konflik KPK dan Polri diredam dulu karena terlalu riskan melakukan sekarang. Terhadap Tedjo juga dilematis karena dia menteri koordinator yang dekat dengan SP (Surya Paloh-red) dan bahkan petinggi NasDem," paparnya
sumber:merdeka.com
from Suaranews http://ift.tt/15NuA6I
via Berita Indonesia, SuaraNews, semua artikel resmi dari suaranews, silahkan kunjungi website suaranews untuk mendapatkan informasi dan berita yang lebih lengkap. nikmati terus informasi terbaru dan berita aktual lainnya juga. selamat beraktivitas
"Secara politik, kecil kemungkinan Jokowi akan me-reshuffle Tedjo karena akan mengganggu hubungannya dengan Partai NasDem. Apalagi sekarang di internal PDIP mulai ada suara yang kritis terhadap Jokowi," ujar Arya saat berbincang dengan Okezone, di Jakarta, Rabu (28/1/2015).
Diakui Arya, blunder yang dilakukan Menteri Tedjo tentu berdampak negatif bagi citra yang bersangkutan di mata publik. Pernyataan kontroversial Tedjo setidaknya bisa menjadi penilaian khusus masyarakat akan kualitas dan kapasitas para 'pembantu' Jokowi di lingkar kekuasaan.
"Memang blunder yang dilakukan Tedjo menganggu persepsi publik terhadap kinerja pemerintah, namun saya lihat kalau Jokowi mau melakukan reshuffle sebaiknya konflik KPK dan Polri diredam dulu karena terlalu riskan melakukan sekarang. Terhadap Tedjo juga dilematis karena dia menteri koordinator yang dekat dengan SP (Surya Paloh-red) dan bahkan petinggi NasDem," paparnya
sumber:merdeka.com
from Suaranews http://ift.tt/15NuA6I
via Berita Indonesia, SuaraNews, semua artikel resmi dari suaranews, silahkan kunjungi website suaranews untuk mendapatkan informasi dan berita yang lebih lengkap. nikmati terus informasi terbaru dan berita aktual lainnya juga. selamat beraktivitas
Post a Comment
This blog needed you to understand the word spam - never spam on this blog, although i will not moderate all of it, but you will learn it yourself, educate yourself