Halloween party ideas 2015




Bulshitt! Itulah yang pantas disebutkan setelah melihat susunan Menteri yang dibuat Jokowi. Katanya dulu tidak akan bagi-bagi dan kompromi kursi menteri ke partai pendukung, nyatanya tidak demikian to? Semuanya memiliki aroma bagi-bagi, baik itu secara partai politik, kedekatan hubungan bisnis, kedekatan satu kampus dulunya, atau bahkan sesama satu daerah. Semuanya hanya katanya, Anda tidak perlu menanyakan hal ini pada Sang Presiden karena akan diberikan jawaban “Toh sekarang saya sudah jadi Presiden kalian. Suka-suka saya aja siapa pun dia yang jadi menteri”.



Kabinet ramping itu hanya janji, kabinet tanpa bagi-bagi kursi itu hanya janji, hanya janji, apa sich susahnya bikin janji, semudah ngecap setelah itu lupakan saja. Penulis tidak ingin menghakimi, memang kita harus menunggu Kabinet Kerja ini benar-benar bekerja, jangan sampai menjadi Kabinet Kodok, atau Kabinet Babi dan Kabinet Kera. Karena ada kata “KERJA, KERJA, KERJA, KH Buya Hamka mengatakan “Jika kerja sekadar bekerja, KERA juga bekerja, jika hidup sekadar hidup, BABI HUTAN juga hidup”. Saya ingin melanjutkan pernyataan ini dengan apabila kerja dan hidup sekadarnya atau ala kadarnya maka kabinet yang ada tidak ubahnya seperti yang disebutkan Buya Hamka tersebut.



Sekali lagi memang kita harus melihat 5 tahun lagi, tetapi sebelum 5 tahun. Kita harus melihat 5 bulannya seperti apa? 5 pekannya seperti apa? 5 harinya seperti apa? 5 jamnya seperti apa? dan 5 menitnya seperti apa? Toh faktanya sebelum 5 jam seorang menteri pilihan Jokowi dengan petantang-petenteng merokok di depan publik tanpa rasa malu. Jika tidak dikawal maka apa yang diramalkan Jusuf Kalla bahwa Republik Indonesia akan hancur apabila dipimpin Jokowi benar-benar bisa jadi kenyataan.



Lidah memang tak bertulang, tetapi kenapa selalu lidah yang jadi kambing hitam setiap orang yang memiliki lidah dengan mudahnya mengumbar janji tidak menepati janjinya? Tidak bijaksana apabila hanya menyalahkan lidah tetapi seharusnya yang ditanyakan pada orang yang berjanji “Punya otak atau tidak?” Seorang filosof mengatakan “Apabila akalnya di atas lidahnya maka dia adalah seorang yang cerdas, tetapi apabila lidah di atas akalnya maka dia adalah orang yang dungu” (Al-Kindi). Jadi, Seseorang yang berjanji tanpa memikirkan dulu mengapa harus berjanji maka pantaslah disebut “Dungu” didasarkan pada pernyataan ini.



Projo (Pro-Jokowi) akan membuat opini dengan tulisan ini dengan menyebut “Anda mencari-cari kesalahan”. Mencari kesalahan itu apabila Anda tidak menemukan fakta tetapi tetap diumbar, fakta bahwa kabinet yang disusun berdasarkan azas transaksi sangat terlihat jelas dengan nyata. Mindset hasil cuci otak revolusi mental pendukung Jokowi sungguh sudah sangat mematikan akal sehat, Mengkritisi dibilang hatter atau ada yang bilang “Jokowi Phobia”. Tidak serta merta kritik yang diberikan datang dari kubu lawan, bukan karena Prabowo, saya mengkritisi Jokowi, tetapi saya rakyat Indonesia. Urusan Jokowi dan Prabowo telah selesai kini saatnya urusan Jokowi dengan rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia wajib mengingatkan apabila melenceng dan wajib memberhentikan apabila sampai memutar haluan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini.



Tetapi, buat pembaca yang ingin mengkritisi Jokowi harus siap-siap dikatai “Anjing, goblok, tolol, tai ” oleh Relawan Jokowi berkat hasil cuci otak revolusi mental mereka. Hal ini sudah dialami siapa pun, bagaimana dengan saya ? Buat saya, abaikan saja, toh mereka sedang mengatai diri mereka sendiri dengan ucapannya.



Mengapa soal “janji” ini penting untuk dibahas. Mengapa soal “bohong” ini penting untuk dibahas? Karena KEDUSTAAN adalah akar dari segala kejahatan, dan mengapa Nabi Muhammad SAW lebih dulu mengajarkan “Jangan berbohong”, dan bahkan akhlak pertama yang adalah kejujuran (al-amin). Pemimpin yang berbohong dan ingkar janji akan melahirkan rakyat yang sama, itulah yang penulis khawatirkan di akhirnya karena rakyat yang terlatih berbohong dan ingkar janji kelaknya akan melahirkan pemimpin-pemimpin sejenis dengan mereka. (adisupriadi/dakwatuna)



from Muslimina http://muslimina.blogspot.com/2014/10/ini-bukan-kabinet-kodok-mas-joko.html

via berita indonesai berikut ini adalah tag untuk berita hari ini yang sedang anda baca - Muslimina - yang terpampang di situs blogspot milik kita bersama ini, dukung terus perkembangan blog dengan menjadi bagian dari anggota, segeralah bergabung dan follow G+ untuk mendapatkan berita terbaru dan berita yang lebih heboh lainnya di blogspot milik kita bersama ini, terima kasih, semoga artikel ini bisa membantu - Tags - berita indonesia terbaru , indonesia hari ini, informasi berita koran indonesia, edisi majalah indonesia, indonesia dalam berita , indonesia dalam angka, liputan berita terkini, berita harian indonesia, berita politik dan informasi indonesia, indonesia tahun ini, indonesia bulan ini, indonesia dalam minggu ini, sekilas tentang indonesia, update harian indonesia, indonesia dalam blogspot, indonesia dalam data, data indonesia dalam internet, internet dan berita , baca berita hari ini, edisi terbaru blogspot indonesia, indonesia dan isinya, topik indonesia hari ini, mulai hari ini dengan berita, berita pagi indonesia Selamat Beraktivitas , luangan waktu untuk share dan berkomentar.

Post a Comment

This blog needed you to understand the word spam - never spam on this blog, although i will not moderate all of it, but you will learn it yourself, educate yourself

Powered by Blogger.