Karakter dan Citra Diri Pendidik - Pendidikan menjadi sarana untuk mentransfer nilai dan norma di dalam masyarakat. Setiap masyarakat mempunyai norma dan nilai, melalui pendidikan diusahakan agar individu menjadi pendukung norma kaidah dan nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat dan menjadi milik pribadi yang tercermin dalam kehidupannya sehari-hari. Pendidikan juga merupakan proses pembentukan pribadi secara utuh, dimana proses pendidikan berlangsung secara sistematis dan sistemik. Sistematis berarti berlangsung bertahap dan berkesinambungan sedangkan sistemik berarti berlangsung pada semua situasi lingkungan dan sistem baik keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara yang melembaga.
Karakteristik pendidik adalah sebagai 1) seseorang yang dituntut untuk komitmen terhadap profesinya, orang yang selalu berusaha memperbaiki dan memperbarui cara kerjanya sesuai dengan tuntutan zaman 2) seseorang yang memiliki ilmu, yang mampu menangkap hakikat sesuatu, orang yang mampu menjelaskan hakikat dalam pengetahuan yang diajarkannya 3) seseorang yang kreatif, yang mampu menyiapkan peserta didiknya agar mampu berkreasi, sekaligus mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat, dan alam sekitar, 4) seseorang yang berusaha menularkan penghayatan akhlak atau kepribadian kepada peserta didiknya, 5) seseorang yang berusaha mencerdaskan peserta didiknya, melatihkan berbagai keterampilan mereka sesuai bakat, minat, dan kemampuan 6) seseorang yang beradab.
Seorang pendidik anak usia dini, menurut Megawangi (2005), perlu memiliki karakteristik sebagai berikut:
Seorang pendidik walaupun telah berusaha menjadi pendidik yang ideal, tetapi belum menjamin akan berhasil dalam membantu perkembangan anak, karena banyak faktor lain yang mempengaruhinya, misalnya pendidikan di rumah, pengaruh kawan, dan sebagainya. Namun dengan memberikan layanan pendidikan dan bimbingan yang penuh perhatian, kasih sayang, siswa akan menjadi lebih baik. Lebih-lebih pada pendidikan anak usia dini, hasil pendidikan tidak akan segera nampak hasilnya. Ada sebuah teori yang disebut sleeper effect, yang menyatakan bahwa efek pendidikan, hasilnya baru terlihat beberapa tahun kemudian. Oleh karena itu satu karakter penting untuk dimiliki pendidik adalah “mendidik (menanam kebaikan) tanpa pamrih”.
Banyak perilaku guru yang dapat membunuh karakter anak, yaitu dengan membuat anak merasa rendah diri. Seorang guru yang tidak pernah memberi pujian atau kata-kata positif, kecuali cemoohan dan kata-kata negatif akan memuat muridnya menjadi tidak percaya diri. Rasa tidak percaya diri yang telah terbentuk sejak anak usia dini akan terbawa sampai dewasa.
Peran guru dalam membangun citra diri yang positif pada anak sangat besar, sehingga sebuah sekolah dasar di Medford Massachusetts yang bernama Dame School, membuat kebijakan untuk membangun citra diri positif kepada murid-muridnya.
"Seorang filosof Yunani, Aesop, menulis di dalam dongengnya sebuah kisah yang menarik, yakni seekor kepiting. Ceritanya sebagai berikut:
Seorang pendidik yang berhasil adalah yang dapat mencelupkan dirinya secara menyeluruh, pikiran, dan perasaan, dapat membangun personal dengan murid-muridnya, mempunyai kemampuan komunikasi secara efektif, mampu mengelola emosi dengan baik, mampu menghidupkan suasana yang menarik dan menyenangkan agar anak senang berjalan/bermain.
Mencelupkan diri secara total memang memerlukan sikap dan dedikasi dan kecintaan terhadap profesi yang sedang dijalani. Seorang guru yang dapat mencelupkan dirinya pada profesinya sebagai guru adalah seorang yang dapat berkontemplasi (merenungkan) perasaan, pikiran dan perilakunya secara rutin agar dapat melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya. Seorang guru bukan berarti harus sempurna, tetapi diharapkan untuk memperbaiki dan mengontrol terus tindakannya agar tetap dijadikan model konkrit bagi murid-muridnya.
Demikianlah uraian singkat mengenai bagaimana karakter dan citra diri pendidik. Semoga dapat bermanfaat dan dapat diimplementasikan dalam mendidik anak.
Karakteristik pendidik adalah sebagai 1) seseorang yang dituntut untuk komitmen terhadap profesinya, orang yang selalu berusaha memperbaiki dan memperbarui cara kerjanya sesuai dengan tuntutan zaman 2) seseorang yang memiliki ilmu, yang mampu menangkap hakikat sesuatu, orang yang mampu menjelaskan hakikat dalam pengetahuan yang diajarkannya 3) seseorang yang kreatif, yang mampu menyiapkan peserta didiknya agar mampu berkreasi, sekaligus mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat, dan alam sekitar, 4) seseorang yang berusaha menularkan penghayatan akhlak atau kepribadian kepada peserta didiknya, 5) seseorang yang berusaha mencerdaskan peserta didiknya, melatihkan berbagai keterampilan mereka sesuai bakat, minat, dan kemampuan 6) seseorang yang beradab.
Karakteristik Pendidik/Guru
Seorang pendidik anak usia dini, menurut Megawangi (2005), perlu memiliki karakteristik sebagai berikut:
- 1. Menanamkan Kebaikan Tanpa Pamrih
Seorang pendidik walaupun telah berusaha menjadi pendidik yang ideal, tetapi belum menjamin akan berhasil dalam membantu perkembangan anak, karena banyak faktor lain yang mempengaruhinya, misalnya pendidikan di rumah, pengaruh kawan, dan sebagainya. Namun dengan memberikan layanan pendidikan dan bimbingan yang penuh perhatian, kasih sayang, siswa akan menjadi lebih baik. Lebih-lebih pada pendidikan anak usia dini, hasil pendidikan tidak akan segera nampak hasilnya. Ada sebuah teori yang disebut sleeper effect, yang menyatakan bahwa efek pendidikan, hasilnya baru terlihat beberapa tahun kemudian. Oleh karena itu satu karakter penting untuk dimiliki pendidik adalah “mendidik (menanam kebaikan) tanpa pamrih”.
- 2. Membangun Citra Diri Positif Anak
Banyak perilaku guru yang dapat membunuh karakter anak, yaitu dengan membuat anak merasa rendah diri. Seorang guru yang tidak pernah memberi pujian atau kata-kata positif, kecuali cemoohan dan kata-kata negatif akan memuat muridnya menjadi tidak percaya diri. Rasa tidak percaya diri yang telah terbentuk sejak anak usia dini akan terbawa sampai dewasa.
Peran guru dalam membangun citra diri yang positif pada anak sangat besar, sehingga sebuah sekolah dasar di Medford Massachusetts yang bernama Dame School, membuat kebijakan untuk membangun citra diri positif kepada murid-muridnya.
- 3. Guru sebagai Model/Tokoh Idola Anak
"Seorang filosof Yunani, Aesop, menulis di dalam dongengnya sebuah kisah yang menarik, yakni seekor kepiting. Ceritanya sebagai berikut:
Suatu hari seekor kepiting bertanya kepada anaknya “mengapa kamu berjalan menyamping seperti itu anakku? Seharusnya kamu berjalan lurus kedepan “ Anak kepiting menjawab “ tunjukkkan bagaiman dulu carannya bu…, nanti aku akanmenirunya. Kepiting tua berusaha mencontohkan bagaimana berjalan lurus, tetapi tidak berhasil.
- 4. Mendidik dengan Mencelupkan Diri
Seorang pendidik yang berhasil adalah yang dapat mencelupkan dirinya secara menyeluruh, pikiran, dan perasaan, dapat membangun personal dengan murid-muridnya, mempunyai kemampuan komunikasi secara efektif, mampu mengelola emosi dengan baik, mampu menghidupkan suasana yang menarik dan menyenangkan agar anak senang berjalan/bermain.
Mencelupkan diri secara total memang memerlukan sikap dan dedikasi dan kecintaan terhadap profesi yang sedang dijalani. Seorang guru yang dapat mencelupkan dirinya pada profesinya sebagai guru adalah seorang yang dapat berkontemplasi (merenungkan) perasaan, pikiran dan perilakunya secara rutin agar dapat melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya. Seorang guru bukan berarti harus sempurna, tetapi diharapkan untuk memperbaiki dan mengontrol terus tindakannya agar tetap dijadikan model konkrit bagi murid-muridnya.
Demikianlah uraian singkat mengenai bagaimana karakter dan citra diri pendidik. Semoga dapat bermanfaat dan dapat diimplementasikan dalam mendidik anak.
from Membumikan Pendidikan http://ift.tt/10JkUZd
via Materi pendidikan mencerdaskan bangsa sangat diperlukan dalam dunia internet untuk menunjang kemajuan bangsa, sharing artikel yang anda baca hari ini dan anda telah ikut berpartisipasi dalam dunia pendidikan dan ikut dalam proses kemajuan bangsa, saling berbagi komentar yang relevan dan membangun sangat membantu, akhir kata materi pendidikan dan artikel terkait pendidikan ini semoga dapat membuat anda tenang dan menambah wawasan yang anda miliki, selamat beraktifitas.
Post a Comment
This blog needed you to understand the word spam - never spam on this blog, although i will not moderate all of it, but you will learn it yourself, educate yourself