Menanggapi sikap Presiden Jokowi yang hanya menyatakan bahwa itu urusan polisi soal tewasnya pendemi di Makassar diulas oleh mantan Wagub Prijanto, Sabtu (29/11) di akun pribadinya. Berikut ini ulasannya;
"TEWASNYA MAHASISWA DLM UNJUK RASA DI MAKASAR - Tinjauan dr perspektif KEPEMIMPINAN"
Seingat saya, pada masa kampanye Pilpres 2014, ada pidato JOKOWI yang mengartikan "demokrasi" dengan kata kunci kurang lebih : "turun ke rakyat, mendengarkan aspirasi rakyat, bekerja untuk rakyat". Tidak usah didebat benar atau tidak pengertian tersebut, yang jelas rangkaian kata kunci tersebut sangat manis dan enak didengar.
Dalam perspektif kepemimpinan, itulah yang disebut dengan "EMPATI". Perasaan empati dalam kepemimpinan sangatlah penting. Orang yang memiliki empati yang tulus, akan menempatkan dirinya dalam situasi sebagaimana orang lain. Adanya empati seorang pemimpin, akan menumbuhkan apa yang disebut dengan " TANGGUNG JAWAB MORAL".
Sebagai contoh, Danjen Kopassus yang melihat prajuritnya melakukan kesalahan dan masuk sel pada kasus Yogya, dengan gagah si Danjen bilang " ANDAIKAN BOLEH, SAYA INGIN YANG MENGGANTIKAN MEREKA DI SEL" . Mengapa Danjen bilang seperti itu? Karena ia memilili rasa empati terhadap prajuritnya.
Danjen telah menunjukkan TANGGUNG JAWAB MORAL- nya sebagai seorang pemimpin. Pemimpin memang harus bertanggung jawab atas apa yg dilakukan dan tidak dilakukan oleh prajuritnya.
Terkait tewasnya mahasiswa dalam unjuk rasa yang dijamin oleh undang-undang, bagi YM Presiden tentunya tidak cukup cuma bilang itu "URUSAN POLISI". Menurut hemat saya, tanggung jawab moral dan rasa empati yang pernah diucapkan ketika kampanye, mestinya muncul. Mengapa? Karena kapasitasnya sebagai Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara.
Minimal,.....misalnya,....ucapan bela sungkawa dan penyesalan mengapa peristiwa tersebut terjadi. Tidak ada salahnya juga, minta maaf atas terjadinya insiden yang melebihi batas kepatutan dari polisi. Jika perlu penjelasan dan ajakan kepada rakyat secara konstruktif bukan sebaliknya bernada CUEK-BEBEK dan PROVOKATIF.
Menyikapi tewasnya mahasiswa sebagai rakyat yang menyampaikan pendapat dengan unjuk rasa, kiranya perlu didengar dan dihormati. Bukankah itu bagian dari demokrasi seperti ucapan YM Presiden ketika kampanye?
Respons atas tewasnya mahasiswa dalam unjuk rasa oleh Presiden yang diberikan secara proposional dan mengandung rasa empati, menurut hemat saya jauh lebih penting dibanding dengan tontonan naik pesawat ke Singapura dengan kelas ekonomi, yang bisa diatur sesuai "tujuannya".
KATA-2 BIJAK : "respons atau ucapan spontan dari seseorang, menggambarkan sampai sejauhmana isi nurani dan karakter yang bersangkutan yang sesungguhnya".(FN-04)
from Muslimina http://muslimina.blogspot.com/2014/11/tak-punya-empati-itu-nurani-dan.html
via berita indonesai berikut ini adalah tag untuk berita hari ini yang sedang anda baca - Muslimina - yang terpampang di situs blogspot milik kita bersama ini, dukung terus perkembangan blog dengan menjadi bagian dari anggota, segeralah bergabung dan follow G+ untuk mendapatkan berita terbaru dan berita yang lebih heboh lainnya di blogspot milik kita bersama ini, terima kasih, semoga artikel ini bisa membantu - Tags - berita indonesia terbaru , indonesia hari ini, informasi berita koran indonesia, edisi majalah indonesia, indonesia dalam berita , indonesia dalam angka, liputan berita terkini, berita harian indonesia, berita politik dan informasi indonesia, indonesia tahun ini, indonesia bulan ini, indonesia dalam minggu ini, sekilas tentang indonesia, update harian indonesia, indonesia dalam blogspot, indonesia dalam data, data indonesia dalam internet, internet dan berita , baca berita hari ini, edisi terbaru blogspot indonesia, indonesia dan isinya, topik indonesia hari ini, mulai hari ini dengan berita, berita pagi indonesia Selamat Beraktivitas , luangan waktu untuk share dan berkomentar.
Post a Comment
This blog needed you to understand the word spam - never spam on this blog, although i will not moderate all of it, but you will learn it yourself, educate yourself