Awal Januari 2015, pemerintahan Jokowi-JK resmi menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kebijakan ini tidak serta merta membuat harga sejumlah barang kebutuhan masyarakat ikut turun.
Pemerintah berulang kali berjanji bakal menekan harga di pasaran. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel pun rajin blusukan ke pasar untuk memantau pergerakan harga kebutuhan pokok yang saat ini masih tinggi.
Akhir pekan lalu, Presiden Joko Widodo mengumumkan, mulai Senin (19/1), harga BBM kembali turun. Pemerintah meyakini, kebijakan ini bakal efektif menurunkan harga kebutuhan masyarakat, termasuk tarif kendaraan umum.
Pengumuman penurunan harga BBM tidak membawa angin segar, harga kebutuhan pokok masih mahal. Pemerintah beralasan, penurunan harga kebutuhan pokok membutuhkan waktu.
"Harga bahan pokok harapannya masyarakat juga ikut segera turun, tapi penyesuaian memang agak sedikit tersendat-sendat, gradual (bertahap)," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina yang ditemui di Pasar Modern, BSD City, Tangerang Selatan, Minggu (18/1).
Srie berargumen, harga BBM bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi harga kebutuhan pokok, khususnya pangan. Stabilitas harga barang kebutuhan pokok dipengaruhi oleh empat faktor. Permintaan dan pasokan sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca.
Faktor lain, distribusi dan logistik yang cukup berperan penting dalam fluktuasi harga bahan kebutuhan pokok. Terlebih pendistribusian akan sangat berkorelasi dengan infrastruktur logistik yang memadai.
"Semakin infrastruktur logistik kita tidak mendukung, kemudian infrastruktur jalan juga tidak mendukung maka jarak tempuh itu akan ada cost kan. Itu juga panjangnya rantai distribusi akan berpengaruh terhadap harga yang semakin efisien," jelas dia.
Srie juga menyebutkan, faktor eksternal dari luar negeri ikut mempengaruhi stabilitas harga beberapa komoditas, seperti kedelai, gandum, atau pakan ternak. Sebab, beberapa komoditas itu diimpor sehingga harganya menyesuaikan dengan fluktuasi nilai tukar.
"Begitu harga di luar tinggi dan rendah kita sangat berpengaruh. Bersyukur pada kedelai waktu kurs dolar yang tinggi tapi harganya turun di luar negeri, maka kedelai untuk industri tahu dan tempe enggak begitu bergejolak," tegas dia.
Tak kalah penting, ada peran spekulan yang membuat bahan pokok mengalami fluktuasi. "Keempat, penting persuasi pada pedagang yang saat ini yang ingin kita tertibkan spekulasi, faktor spekulan," ucapnya.
sumber: Merdeka
from Suaranews http://ift.tt/1IR8OOb
via Berita Indonesia, SuaraNews, semua artikel resmi dari suaranews, silahkan kunjungi website suaranews untuk mendapatkan informasi dan berita yang lebih lengkap. nikmati terus informasi terbaru dan berita aktual lainnya juga. selamat beraktivitas
Post a Comment
This blog needed you to understand the word spam - never spam on this blog, although i will not moderate all of it, but you will learn it yourself, educate yourself