Rakyat.win ~ "Kenapa kok Jokowi diam saja?"
Banyak pertanyaan yang masuk ke inbox dengan nada seperti ini terkait demo besar yang berpotensi rusuh itu. Saya kadang ketawa membacanya, seolah saya paham apa yang Jokowi lakukan. Percayalah, bahkan orang dalam pun tidak semua tahu apa yang akan dilakukan pakde. Orang itu super dingin.
Tapi karena sejak awal sering membahas "permainan catur" Jokowi, saya seperti sudah bisa menebak apa yang sedang beliau lakukan. Tidak banyak berbeda ketika ia menghadapi situasi KPK vs Polri jilid 2, saat ia menghadang laju BG menjadi Kapolri dan masalah Setya Novanto.
Diamnya Jokowi bukan karena ia tidak perduli situasi, tetapi memang ia harus diam. Sebagai "orang yang ditarget", Jokowi diharapkan bereaksi dengan tekanan massa melalui demo besar. Reaksi Jokowi nanti akan diputar-balikkan untuk menghantam dia kembali.
Jokowi ini memang beda kualitas satu strip dengan Ahok. Ia tidak terpancing emosinya dan mampu menjaga lidahnya dengan baik. Sulit sekali menyerang Jokowi saat ini karena ia membangun benteng pertahanannya dengan baik. Jokowi belajar dari kesalahan-kesahan kecil pada saat awal menjabat kemarin.
Diamnya Jokowi adalah reaksinya sendiri. Ia tidak ingin membesarkan demo itu dengan tampilnya dia. Tidak tampilnya dia menandakan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan diperhatikan secara berlebihan, semua sudah ditangani dengan baik. Meski begitu, ia sudah berkoordinasi dengan Menkopolhukam, TNI, Polri juga NU dan Muhammadiyah untuk memberi reaksi balik kepada "sosok dibelakang layar".
Coba perhatikan, sesudah pertemuan dengan Menkopolhukam, NU langsung melarang warga nahdliyin untuk tidak ikut demo dan melarang atribut-atribut NU dipakai demo. Tidak lama kemudian Muhammadiyah melakukan hal serupa. Polri juga bereaksi untuk melakukan tembak di tempat bagi pelaku kerusuhan.
Beres di wilayah kerja itu, Jokowi hari ini bertemu dengan Prabowo untuk mendiskusikan hal-hal terkait isu nasional. Jokowi seperti mengambil pola perang Sun Tzu, "Keep your friend close and your enemy closer..".
Ia datang untuk merangkul sekaligus memberitahu bahwa dirinya "ada". Memadamkan api bukan dengan api lagi, tetapi ia harus menjadi air.
Begitulah cara kerja perang Jokowi sebatas yang saya tahu. Dan biasanya saat demo, Jokowi akan mengundang beberapa orang untuk makan siang dan ketawa-ketawa seolah tidak terjadi apa-apa. Media nasional diberi tahu untuk tidak ikut membesarkan demo sehingga pengaruhnya menjadi sangat kecil.
Jokowi sangat paham perang ini, yang ingin mendapat perhatian nasional bahkan internasional. Efek dari demo sekarang diharapkan akan menjadi pemicu demo-demo selanjutnya. Dan Jokowi membiarkan demo berlangsung hanya supaya mengecilkan arti demo tersebut.
Silahkan demo sebanyak-banyaknya, sekuat-kuatnya, toh satu waktu capek sendiri.... Kalau dilarang atau diperhatikan berlebih, nanti pada keGeeRan.. Mirip perlakuan seorang bapak kepada anak kecilnya yang "terlalu manja".
Suksesnya aparat menangani demo ini akan menambah kepercayaan investor asing untuk berinvestasi ke sini. Jokowi bermain di wilayah menjadikan masalah sebagai peluang. Ketika pemerintah bisa mengendalikan situasi, siapa yang tidak tertarik untuk menanamkan uangnya disini?.
Jadi begitulah kura-kura, kambing-kambing dan onta-onta..
Senang mengamati gaya Jokowi yang menemani seruput kopi siang ini sambil belajar bagaimana caranya nyeplok telor. Biar ngetop seperti adiknya Raffi Ahmad..
Sumber: dennysiregar.com
Harian rakyat dan berita untuk rakyat dan kalayak umum, karena rakyat harus mengetahui segala sesuatu yang terjadi dengan tepat akurat, cepat dan terpercaya, Pastikan anda melakukan share dan berkomentar dari tayangan “Kenapa kok Jokowi Diam Saja ?” Ini Analisa Denny Siregar yang Akan Bungkam Haters Rakyat.win http://www.rakyat.win/2016/11/kenapa-kok-jokowi-diam-saja-ini-analisa.html
Post a Comment
This blog needed you to understand the word spam - never spam on this blog, although i will not moderate all of it, but you will learn it yourself, educate yourself