Didunia modern yang apa-apa itu ngeliat wajah, tidak sedikit wanita yang rela lakukan apa pun untuk cantik. Tapi wanita yang sudah oplas memang hanya bikin orang lain melihat betapa cantiknya dia namun tidak tau begitu mengerikannya perjalanan untuk jadi cantik itu. Apalagi pastinya wanita tidak mengharapkan pasangannya tahu bila dia pernah dioperasi, karena lelaki tentu lebih sukai wanita yang cantiknya pas-pasan namun alami dari pada mereka yang cantik luar biasa namun pernah oplas. Namun bila menikah dengan dokter bedah plastiknya sendiri, tentu lain ceritanya!!
Mulai sejak kecil aku memanglah dilahirkan sebagai perempuan yang tulangnya besar serta wajahku juga tidak cantik. Hingga th. terakhir saya kuliah, saya tidak pernah pacaran serta tidak bekerja. Menurut aku cewek yang cantik itu senantiasa lebih lancar urusan percintaan serta pekerjaannya.
Saat itu saya selalu terasa hidupku begitu susah, hingga pada akhirnya saya mengambil keputusan untuk membawa uang 8 juta pergi ke sebuah rumah sakit serta katakan bila aku ingin operasi lipatan mata. Bila gagal gimana? Saya juga tidak pernah mikirin hal itu, saya telah ngerasa hidup ini cukup tidak berhasil. Aku ingat jelas hari itu jalan di selasar rumah sakit serta ngeliat seseorang cewek yang mukanya penuh dengan perban, aku tidak terasa kasihan, aku terlebih sirik sama mereka yang jadi cantik saat buka perban itu. Saat dioperasi, dokter itu bicara dengan begitu lembut, dia begitu sabar berikan pengarahan. Dia katakan, operasi lipatan mata ini sagat kecil, jadi saya dapat tentukan sendiri jenis lipatan yang saya ingin serta bekasnya aku tidak butuh cemas lagi. Sorenya aku masuk ke ruangan operasi serta 2 jam kemudian mataku telah ditutup dengan perban serta duduk di selasar rumah sakit juga. Dokter memintaku untuk datang hari berikutnya, Saat itu uangku tinggal sisa 400 ribu rupiah saja. Lantaran saya tidak dapat ngeliat dengan jelas serta tidak tau ingin kemana, jadi begitu aku mendengar ada orang lewat, aku segera menarik pakaiannya serta meminta dia mengantarku ke pintu rumah sakit untuk naik taksi. Malam itu saya tidur di hotel murah yang harga nya tidak sampai 200 ribu serta tidak berani tidur. Aku hanya duduk diatas ranjang hingga besoknya aku kembali pada rumah sakit.
Dokter katakan esok harinya bila operasiku tidak ada permasalahan serta 20 hari lalu akhirnya telah prima. Sesudah usai, dokter ajukan pertanyaan padaku mengapa saya sendirian, ia juga ajukan pertanyaan saya tinggal di mana kemarinnya. Nyatanya tempo hari dialah yang mengantar saya hingga ke tempat pemberhentian taksi, namanya Zhang Chun. Sesudah saya kembali pada sekolah, tiap-tiap malam Zhang Chung bakal menelepon serta bertanya kondisiku. 1 bln. lalu, mataku tidak bengkak lagi serta akhirnya cukup memuaskan. Ini membuatku sedikit lebih yakin diri. Mulai sejak waktu itu saya mulai berteman dengan Zhang Chun, kami terlebih makin dekat sehari-harinya.
Kemudian, saya pergi lagi mencarinya serta katakan ingin operasi mataku. Dia segera mengiyakan, bahkan juga kurangi banyak duit operasinya. Meskipun saya memanglah sendirian pergi oplas, namun hari-hari dirumah sakit, Zhang Chun senantiasa temaniku, membelikanku makan serta mengobrol denganku. Saya pulih dengan amat cepat serta saya juga senang dengan akhirnya, saat ini saya miliki mata besar seperti umumnya perempuan cantik yang lain.
Sesudah lulus, saya kerja jadi penulis. Lantaran pergantian kecil di wajahku, saat ini saya makin yakin diri. Saya juga senantiasa melindungi berat tubuhku, bahkan juga saat ini di kantor ada dua cowok yang menguberku, namun saya serta Zhang Chun senantiasa melindungi jalinan yang tidak terang juga, terkadang dia mengajakku keluar makan serta bila saya geser tempat tinggal, saya juga senantiasa pertama ingat dia. Mungkin saja lantaran telah tinggal di kota besar sangat lama, jadi dapat terasa kesepian. Satu kali Zhang Chung mabuk serta mengetuk pintu tempat tinggal, saat saya buka dia memelukku, malam itu kita jadian.
6 bln. lalu Zhang Chun melamarku, saya begitu terharu serta ajukan pertanyaan kepadanya, “Tapi saya pernah oplas, memanglah anda tidak keberatan? ”
Dia menjawab, “Bodoh, saya juga tau, tidak mungkin saya keberatan? ”
Sesudah menikah, karier Zhang Chun makin maju dirumah sakit, dia dengan cepat jadi wakil kepala sisi bedah plastik. Bln. Mei th. 2011, lantaran tempat tinggal sakit ini tidak berhasil mengoperasi dagu, pada akhirnya mereka dituntut ke pengadilan, meskipun permasalahan ini pada akhirnya telah usai, namun hal semacam ini memengaruhi beberapa hal. Nama mereka tak baik serta pada akhirnya pihak tempat tinggal sakit keluarkan banyak duit untuk mengiklankan nama mereka, namun tetaplah tak ada akhirnya. Waktu berikut ketua sisi bedah plastik berkata bila mereka mesti mencari orang sebagai contoh dari oplas mereka.
Di waktu berikut, saya jatuh serta ada sisa luka di alisku, Zhang Chun segera menyuruhku operasi plastik. Lantaran mendengar saya ini istri Zhang Chun, semua tempat tinggal sakit segera berlaku begitu baik padaku. Mereka bahkan juga lakukan laser serta beragam hal yang lain tuturnya agar kulitku makin putih serta kencang. Mereka katakan seandainya diperbaiki sedikit lagi, wajahku tentu bakalan lebih cantik prima, namun saya hanya katakan, “Sekarang saya hanya ingin miliki anak, yang lain saya tidak mau banyak mikirin. ” Namun Zhang Chun terlebih mendengar hasrat beberapa suster itu.
Terlebih rumah sakit ingin lakukan iklan sehingga mereka membebaskan biaya operasi, serta mengijinkan media untuk merekam semua perjalanan oplas, bahkan juga mereka masihlah memberi sedikit uang iklan. Saya tidak menyangkan Zhang Chun terlebih menyuruh aku untuk mendaftar jadi “bintang iklan” ini. Zhang Chun berkata, “Punya anak dapat ditunda th. depan namun bila anda ikut-ikutan pemilihan ini, aku dapat bantu kamu oplas, ini dapat begitu menolong karierku serta kamu makin cantik. ” Lantaran permohonannya, saya juga mendaftar serta segera dipilih.
Zhang Chun sendiri yang mengoperasiku. Sesudah dioperasi 2 x, wajahku beralih begitu banyak, kebanyakan orang katakan aku makin cantik, namun saat saya bercermin saya hanya lihat diriku sangat asing. Hanya untuk oplas ini, saya tidak dapat memanjangkan rambutku serta mesti berhenti kerja. Zhang Chun memang makin baik padaku serta membelikanku banyak pakaian yang bagus, dia katakan semuanya mesti sesuai sama diriku yang saat ini. Dia bahkan juga selalu pulang pagi ke rumah serta membantuku menyelesaikan pekerjaan rumah. Terkadang dia bahkan juga lihat wajahku demikian lama, terlihat bila dia begitu senang.
Selanjutnya saya mulai mencari kerja sembari menjadi model beberapa majalah. Zhang Chun senantiasa menemaniku sampai kini, namun terkadang hatiku terasa kosong, saya kerap bertanya-tanya, dia itu mencintaiku atau menyukai 「hasil karya」 yang dia lakukan melalui wajahku? Saya juga takut ada resikonya dari semua oplas ini, namun setiap kali Zhang Chun senantiasa katakan bila dia selalu ada buat aku, jadi tidak bakal ada masalah.
1, 5 th. lalu, hal jelek juga terjadi, hidungku keluar cairan kuning serta susah bernapas bahkan juga jadi infeksi. Pada akhirnya saya mesti lakukan lagi 2 kali operasi, untung saja semua lancar. Namun Zhang Chun senantiasa menyuruhku untuk lakukan banyak perbaikan di wajahku agar saya makin “sempurna”. Namun mulai sejak waktu itu saya makin takut operasi, saya ingin menghindar dari Zhang Chun, saya tidak mau jadi “alat percobaan”nya. Tidak lama lalu Zhang Chun memanglah naik jabatan, kami juga pergi makan. Malam itu dia berkata, “Kalau hidungmu dapat lebih kecil lagi sedikit kamu bakalan lebih sempurna, saat ini telah dapat lakukan oplas pengecilan hidung lho! ”. Saya geram serta segera berkata, “Kamu ini tidak beberapa usai! Saya bukanlah alat percobaan kamu! ” lalu saya lari dari rumah.
Mulai sejak waktu itu saya tidak lagi pergi ke rumah sakit. Lantaran tak dirawat, terlihat jelas wajahku makin berkerut. Saat saya lihat cermin, saya bakalan takut sendiri, mungkin saja 1 atau 2 th. lagi ada resikonya lain, atau 5-10 th. lagi saya bakal menua dengan amat cepat. Zhang Chun juga makin membenciku serta sikapnya berbeda lagi. Dia tidak pernah ajak saya pergi kemana-mana lagi serta tidak pernah lagi memerhatikan aku. Dia juga tidak pernah merencanakan untuk miliki anak. Mungkin saja dari pertama saya memanglah yaitu alat percobaannya saja untuk pekerjaannya.
Lebih sakitnya, dia kerap katakan, “Dulu anda memang jelek, terlebih dadamu, saya tidak mau sentuh itu. ” Saya ingin mengakhiri hidupku yang saat ini telah 30 th. ini. Saya tidak suka ada dala kehidupan seperti ini. Saya benar-benar mempelajari 1 hal, andai aku dapat kembali lagi masa mudaku, saya lebih baik jadi cewek jelek yang berguna.
from www.beritaokezonpost.com http://www.beritaokezonpost.com/2016/12/aku-menikah-dengan-dokter-bedah-plastik.html
Post a Comment
This blog needed you to understand the word spam - never spam on this blog, although i will not moderate all of it, but you will learn it yourself, educate yourself