PB, JAKARTA – Jika awalnya luas trotoar atau pedestrian yang ada di Kota Jakarta hanya berkisar sekitar 1 sampai dengan 1,9 meter namun sejak tahun 2016 proyek pelebaran justru dianggap hanyalah salah satu bentuk untuk mengurangi jumlah kendaraan.
“Anda bisa bayangkan, sebelum pelebaran saja sudah macetnya ampun-ampun, sekarang trotoarnya dilebarin, yang namanya macet semakin parah, belum lagi adanya pembangunan MRT dan jalan layang,” ujar Mila warga Gandaria yang setiap hari melewati jalan depan RS Pusat Pertaminan jalan Kyai Maja Kebayoran Baru menuju ke jalan Pangeran Antasari. Yang paling membuat Mila jengkel ketika harus berebutan jalan dengan kendaraan lainnya ketika sampai di Gedung PLN Kebayoran Baru.
“Coba anda lihat bentuk trotoar yang dibuat, terutama tepat di posisi lampu lalu lintas yang berada di antara gedung PLN dan gedung Kejagung, terkesan asal buat tanpa perencanaan matang, bahkan sangat tidak efektif sama sekali,” ujarnya jengkel dengan proyek yang dianggapnya hanyalah akal-akalan pemprov untuk menghabiskan dana.
Sementara itu, pembangunan pedestrian di Jalan Barito yang sedang dikerjakan, juga membuat para supir metromini jurusan Blok M-Lebak Bulus juga mengeluh, karena sebelum dilebarkan, jalan tersebut menjadi langgan kemacetan, kini pelebaran tetap dilanjutkan, tentu saja kemacetan semakin parah.
Kepala seksi Perencanaan Prasarana Jalanan dan Utilitas Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Rini Asnita beberapa waktu lalu mengatakan jika idealnya lebar trotoar minimal 1,5 meter untuk di jalan utama, selain untuk pejalan kaki, juga bisa ditaruh kursi dan pohon. Sementara untuk jalan arteri lebarnya bisa mencapai hampir 5 meter. Alasan pelebaran ini agar para pemilik kendaraan pribadi lebih memilih untuk menggunakan kendaraan umum.
Setelah dibuat jera dengan kemacetan, kini para pemilik kendaraan pribadi akan semakin berpikir dua kali untuk menggunakan kendaraannya, karena bulan Oktober Pemprov DKI Jakarta akan menaikkan tarif parkir mobil Rp. 50 ribu rupiah untuk sekali parkir.
Menurut Sekretaris Pemprov DKI Jakarta, Saefullah mengatakan jika saat ini jumlah kendaraan pribadi di Jakarta semakin meningkat tajam. Dari data Badan Pajak dan Retribusi Daerah DKI Jakarta. Setiap hari ada penambahan 900 unit mobil dan sepeda motor sebanyak 1.400 unit perhari.
(jall)
Semua berita terbaru akan terus disajikan dalam blog brainbodymind, selamat membaca, dan jangan lupa untuk terus berlanganan blog ini.
Post a Comment
This blog needed you to understand the word spam - never spam on this blog, although i will not moderate all of it, but you will learn it yourself, educate yourself